Selasa, 26 Februari 2013

Akhlak Rosulullah Saw

AKHLAK

1. Akhlak Rasululloh صلي الله عليه وسلم adalah Al-Qur’an, membenci apa yang dibenci Al-Qur’an dan  merasa senang dengan apa yang disenanginya. Tidak dendam dan marah kepada seorang kecuali jika melakukan hal-hal yang diharamkan Allah sehingga kemarahannya karena Allah.

Rasululloh صلي الله عليه وسلم merupakan orang yang paling jujur ucapannya, paling memenuhi tanggung-jawabnya, paling lembut perangainya, paling mulia pergaulannya, lebih pemalu dari perawan dalam pingitan, rendah hati dan selalu berpikir, tidak keji dan pengutuk, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tapi membalasnya dengan memberi maaf dan jabat tangan, tidak pernah menolak siapa yang meminta sesuatu kebutuhan kecuali dipenuhi kebutuhannya atau dengan kata-kata yang halus dan tidak dengan hati kasar dan sikap keras, tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali jika bertentangan dengan kebenaran sehingga memotong pembicaraannya dengan larangan atau berdiri, tidak menganggap bohong kepada seseorang, tidak dengki kepadanya dan  tidak memintanya untuk bersumpah.

Rasululloh menjaga tetangganya dan menghormati tamunya, waktunya tidak pernah berlalu tanpa beramal untuk Allah atau mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan, cinta kepada optimis dan benci kepada pesimis, jika ada dua pilihan beliau memilih yang teringan di antara keduanya selama tidak merupakan dosa, senang menolong orang yang membutuhkan dan membantu orang  yang teraniaya.

Rasululloh صلي الله عليه وسلم juga senang kepada sahabat-sahabatnya, bermusyarwarah dengan mereka dan memeriksa  keadaan mereka, barangsiapa sakit dikunjunginya, barangsiapa tidak hadir diundangnya, barangsiapa meninggal dunia dido’akannya seerta menerima alasan orang yang uzur kepadanya. Baginya, orang yang kuat dan orang yang lemah mempunyai hak yang sama. Beliau ketika berbicara, jika orang menghitung pembicaraanya tentu akan dapat menghitungnya karena kefasihan dan pelannya. disamping itu, beliau juga bergurau dan tidak mengucapkan sesuatu kecuali kebenaran.
readmore »»  

Minggu, 17 Februari 2013

Askep Intususepsi



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang

Intususepsi merupakan salah satu bentuk dari obstruksi usus. Obstruksi usus terdapat dua jenis yaitu ileus paralitik yang disebabkan pengaruh toksin dan obstruksi mekanik  dimana terdapat obstruksi intralumen. Dalam hal ini intususepsi tergolong dalam obstruksi mekanik yaitu adanya invaginasi usus ke dalam  bagian usus di bawahnya. Sehingga akan mengakibatkan terjadinya suatu sumbatan pada lumen usus.
Intususepsi merupakan penyebab paling sering dari obstruksi usus pada usia 2 bulan – 6 tahun. Walaupun sebagian kecil intususepsi dapat terlepas spontan namun pada kebanyakan kasus bila tidak diobati akan berakibat kematian.

B.  Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah dengan judul Asuhan Keperawatan pada Bayi/anak dengan Intususepsi adalah sebagai berikut :

1.       Mengetahui gangguan saluran pencernaan pada bayi dan anak yang disebabkan oleh obstruksi pada usus yaitu intususepsi.

2.       Mengetahui dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dan bayi dengan gangguan obstruksi usus intususepsi.


C.  Batasan Masalah

Pembahasan topik dalam makalah ini yaitu mengenai asuhan keperawatan gangguan saluran pencernaan pada bayi/anak yang disebabkan obstruksi usus yaitu Intususepsi dan mencakup prabedah maupun pascabedah.



BAB II
TINJAUAN TEORI


A.    Pengertian
Intususepsi adalah invaginasi atau masuknya bagian usus ke dalam perbatasan atau bagian yang lebih distal dari usus (umumnya, invaginasi ileum masuk ke dalam kolon desendens) (Nettina, 2002)
Suatu intususepsi terjadi bila sebagian saluran cerna terdorong sedemikian rupa sehingga sebagian darinya akan menutupi sebagian lainnya hingga seluruhnya mengecil atau memendek ke dalam suatu segmen yang terletak di sebelah kaudal. (Nelson, 1999).

B.     Etiologi
Penyebab intususepsi tidak diketahui, tetapi mungkin diawali dengan peningkatan motilitas usus dan hiperplasia limfoid. Bercak jaringan limfoid yang membengkak dapat merangsang timbulnya gerakan peristaltik usus dalam upaya untuk mengeluarkan massa tersebut sehingga meyebabkan intususepsi. Faktor-faktor penunjang yang penting pada anak-anak yang lebih besar meliputi divertikulum Meckel, polip atau kista usus, malrotasi intestinal, enreritis akut, cedera atau pembedahan abdomen, fibrosis kistik atau penyakit seliak.

C.    Pathofisiologi
Bagian atas usus/intususeptum berinvaginasi ke dalam usus di bawahnya (intususipiens) sambil menarik mesenterium bersamanya ke dalam ansa usus pembungkusnya. Pada mulanya terdapat suatu konstriksi mesenterium sehingga menghalangi aliran darah balik. Penyumbatan intususeptum terjadi akibat edema dan perdarahan mukosa yang menghasilkan tinja berdarah, kadang-kadang mengandung lendir. Puncak dari intususepsi dapat terbentang hingga kolon transversum desendens dan sigmoid bahkan ke anus pada kasus yang terlantar. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen usus ke darah. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan syok-hipotensi, pengirangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik.

D.    Manifestasi Klinis
Terdapat awitan rasa nyeri paroksismal hebat pada seorang anak yang sebelumnya sehat, akan timbul lagi dengan selang waktu singkat disertai upaya peregangan serta jeritan-jeritan keras. Bila tidak dihentikan anak menjadi lemah dan letargis, hingga terjadi syok (nadi cepat, pucat dan keringat banyak) disertai kenaikan suhu sampai 41˚C. Muntah pada awal penyakit dan selanjutnya mengandung bercak-bercak empedu. Tinja dengan bentuk normal masih dapat dikeluarkan selama beberapa jam pertama sejak timbulnya gejala. Setelah itu pengeluaran tinja akan berkurang bahkan tidak terjadi lagi dan penderita jarang atau tidak akan flatus. Pada umumnya darah dikeluarkan dalam 12 jam pertama, tetapi kadang-kadang tidak terjadi sama sekali; 60% bayi akan mengeluarkan tinja mengandung darah segar bersama-sama dengan lendir, tinja agar-agar kismis. Beberapa penderita hanya tampak rewel dan letargi yang bergantian atau progresif.
Palpasi abdomen mengungkapkan adanya massa dengan rasa nyeri berbentuk sosis, kadang-kadang tidak jelas. Massa tersebut dapat bertambah besar dalam ukuran dan kekerasannya selama suatu nyeri paroksismal. Adanya lendir berdarah pada ujung jari ketika jari tersebut dikeluarkan setelah pemeriksaan rektal. Distensi dan rasa nyeri abdomen berkembang sejalan dengan semakin akutnya obstruksi usus tersebut.


E.     Pemeriksaan Penunjang
1.        Foto polos abdomen memperlihatkan kepadatan seperti sutu massa di tempat intususepsi.
2.        Foto setelah pemberian enema barium memperlihatkan gangguan pengisisan atau pembentukan cekungan pada ujung barium ketika begerak maju dan dihalangi oleh intususepsi tersebut.
3.        Plat datar dari abdomen menunjukkan pola yang bertingkat (invaginasi tampak seperti anak tangga)
4.        Barium enema di bawah fluoroskopi menunjukkan tamilan “coiled spring” pada usus.
5.        Ultrasonogram dapat dilakukan untuk melokalisir area usus yang mesuk.

F.     Penatalaksanaan Medis
1.        Intervensi Terapeutik
Reduksi hidrostatik usus yang masuk dengan barium enema digunakan selama 48 jam pertama setelah awitan dapat mengurangi intususepsi pada 75 %.
2.        Intervensi Bedah
Intususepsi dapat dikurangi melalui pembedahan; reseksi mungkin diperlukan jika usus mengalami gangren.

G.    Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
a.          Pengkajian fisik secara umum.
b.          Riwayat kesehatan.
c.          Observasi pola feses dan tingkah laku sebelum dan sesudah operasi.
d.         Observasi tingkah laku anak/bayi.
e.          Observasi manifestasi terjadinya intususepsi :
- Nyeri abdomen paroksismal
- Anak menjerit dan melipat lutut ke arah dada
-          Anak kelihatan normal dan nyaman selama interval diantara episode nyeri
- Muntah
- Letargi
-          Feses seperti jeli kismis mengandung darah dan mukus; tes Hemocculi positif.
- Feses tidak ada meningkat
- Distensi abdomen dan nyeri tekan.
- Massa terpalapsi yang seperti sosis di abdomen.
- Anus yang terlihat tidak biasa; dapat tampak seperti prolaps rektal.
- Dehidrasi dan demam sampai kenaikan 41ºC
-          Keadaan seperti syok dengan nadi cepat, pucat dan keringat banyak
f.           Observasi manifestasi intususepsi yang kronik :
- Diare
- Anoreksia
- Kehilangan berat badan
- Kadang-kadang muntah
- Nyeri yang periodik
- Nyeri tanpa tanda gejala lain
g.          Kaji dengan prosedur diagnostik dan tes seperti pemeriksaan foto polos abdomen, barium enema dan ultrasonogram.

2.      Masalah Keperawatan
a.          Nyeri berhubungan dengan invaginasi usus.
b.          Syok hipovolemik berhubungan dengan muntah, perdarahan dan akumulasi cairan dan elektrolit dalam lumen.
c.          Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, lingkungan yang asing.
d.         Inefektif termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi, demam.
e.          Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.
3.      Intervensi
a.Preoperasi
i.         Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan invaginasi   usus.
Tujuan : Berkurangnya rasa nyeri sesuai dengan toleransi yang  dirasakan  anak.
Kriteria Hasil : Anak menunjukkan tanda – tanda tidak ada nyeri atau ketidaknyamanan yang minimum.
 Intervensi :
-          Observasi perilaku bayi sebagai indikator nyeri; dapat peka rangsang dan sangat sensitif untuk perawatan atau letargi atau tidak responsif.
-          Perlakukan bayi dengan sangat lembut.
-          Jelaskan penyebab nyeri dan yakinkan orangtua tentang tujuan tes diagnostik dan pengobatan.
-          Yakinkan anak bahwa analgesik yang diberikan akan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan.
-          Jelaskan tentang intususepsi dan reduksi hidrostatik usus yang dapat mengurangi intususepsi.
-          Kaji feses, bila feses berwarna coklat normal merupakan indikasi pengurangan dari intususepsi.
-          Jelaskan resiko terjadinya nyeri yang berulang.
-          Kolaborasi : berikan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.

ii.      Diagnosa keperawatan : Syok hipovolemik berhubungan dengan muntah, perdarahan dan akumulasi cairan dan elektrolit dalam lumen.
Tujuan :   Volume sirkulasi (keseimbangan cairan dan elektrolit) dapat dipertahankan.
Kriteria hasil : Tanda-tanda syok hipovolemik tidak terjadi.

Intervensi :
-          Pantau tanda vital, catat adanya hipotensi, takikardi, takipnea, demam.
-  Pantau masukan dan haluaran.
-          Perhatikan adanya mendengkur atau pernafasan cepat dan dangkal jika berada pada keadaan syok.
-          Pantau frekuensi nadi dengan cermat dan ketahui rentang nadi yang tepat untuk usia anak.
-  Laporkan adanya takikardi yang mengindikasikan syok.
-          Kurangi suhu karena demam meningkatkan metabolisme dan membuat oksigenasi selama anestesi menjadi lebih sulit.
-  Kolaborasi :
Lakukan pemeriksaan laboratorium : Hb/Ht, elektrolit, protein, albumin, BUN, kreatinin.
Berikan plasma/darah, cairan, elektrolit, diuretik sesuai indikasi untuk memelihara volume darah sirkulasi.

iii.    Diagnosa keperawatan : ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, lingkungan yang asing.
Tujuan : Rasa cemas pada anak dapat berkurang.
Kriteria Hasil : Anak dapat beristirahat dengan tenang dan melakukan prosedur tanpa cemas.
Intervensi :
-         Beri pendidikan kesehatan sebelum dilakukan operasi untuk mengurangi rasa cemas.
-         Orientasikan klien dengan lingkungan yang masih asing.
-         Jelaskan dimana nanti orang tua saat dilakukan tindakan operasi.
-         Pertahankan ada orang yang selalu menemani klien untuk  meningkatkan rasa aman.
-         Jelaskan alasan dilakukan tindakan pembedahan
-         Jelaskan semua prosedur pembedahan yang akan dilakukan
b.  Post operasi
i.        Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan.
Tujuan : Berkurangnya rasa nyeri sesuai toleransi pada anak.
Kriteria Hasil : Anak menunjukkan tanda-tanda tidak ada nyeri atau   ketidaknyamanan yang minimum.
Intervensi :
-         Hindarkan palpasi area operasi jika tidak diperlukan
-         Masukkan selang rectal jika diindikasikan, untuk membebaskan udara.
-         Dorong untuk buang air untuk mencegah distensi vesika urinaria.
-         Berikan perawatan mulut untuk memberikan rasa nyaman.
-         Lubrikasi lubang hidung untuk mengurangi iritasi.
-         Berikan posisi yang nyaman pada anak jika tidak ada kontraindikasi.
-         Kolaborasi :
Berikan analgesi untuk mengatasi rasa nyeri.
Berikan antiemetik sesuai pesanan untuk rasa mual dan muntah.

ii.      Diagnosa keperawatan : inefektif termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi, demam.
Tujuan : Termoregulasi tubuh anak normal
Kriteria Hasil : Tidak ada tanda-tanda kenaikan suhu.
Intervensi :
-         Gunakan tindakan pendinginan untuk mengurangi demam, sebaiknya 1 jam setelah pemberian antipiretik :
-         Meningkatkan sirkulasi udara
-         Mengurangi temnperatur lingkungan
-         Menggunakan pakaian yang ringan/tipis.
-         Paparkan kulit terhada udara.
-         Gunakan kompres dingin pada kulit.
-         Cegah terjadi kedinginan, bila anak menggigil tambahkan pakaian.
-         Monitor temperatur.
-         Kolaborasi : Berikan antipiretik  sesuai dengan berat badan bayi.

4.      Evaluasi
a.    Nyeri pada abdomen dapat berkurang.
b.    Syok hipovolemik dapat teratasi dengan segera melakukan koreksi terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit.
c.    Obstruksi usus dapat teratasi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali ke normal.




























BAB III

PENUTUP



A.  Kesimpulan

Berbagai gangguan yang terdapat pada saluran pencernaan bayi dan anak salah satunya adalah adanya obstruksi pada usus dan hal ini mencakup mekanik maupun paralitik. Sedangkan Intususepsi merupakan salah satu bentuk gangguan obstruksi usus yang sifatnya mekanik.
Intususepsi merupakan gangguan saluran pencernaan yang dimanifestasikan dengan terjadinya invaginasi usus ke dalam bagian usus di bawahnya. Masalah yang utama muncul yaitu terjadinya rasa nyeri abdomen yang paroksismal. Serta terjadinya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit hingga terjadi syok hipovolemik.

B.  Saran

Dalam memberikan perawatan kepada bayi atau anak dengan gangguan saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini yaitu intususepsi harus diperhatikan ancaman yang dapat muncul selain rasa nyeri yaitu resiko terjadinya syok yang dapat menyebabkan kematian.Sehingga tenaga kesehatan harus benar-benar memperhatikan tanda-tanda yang mengarah ke arah syok.



PATHWAYS INTUSUSEPSI


Infeksi virus adeno


 


Pembengkakan bercak jaringan limfoid


 


Peristaltik usus meningkat


 


Usus berinvaginasi kedalam usus dibawahnya








 


Edema dan perdarahan mukosa.
Peregangan usus


 
Sumbatan/obstruksi usus
Pemajanan reseptor nyeri


 
Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen
sebelah proksimal dari letak obstruksi








 

Nyeri

Distensi


 


Muntah


 
Kehilangan cairan dan elektrolit


 


Volume ECF menurun


 



Syok hipovolemik





readmore »»  

Selasa, 05 Februari 2013

Adzan Nostalgia


Di antara sekian kisah yang bila aku baca, atau aku dengar, atau aku ceriterakan kembali dan selalu saja aku teteskan air mata tiap mengulangnya lagi, adalah kisah Adzan Nostalgia-nya Sahabat Bilal bin Rabah, Pegawai Adzan di era Nabi Muhammad S.a.w

Kisah ini, menunjukkan betapa mendalam dan besar kecintaan sahabat pada Nabi, juga bagaimana rasa rindu yang sangat menyayat hatimereka.

Bahkan, sebenarnya sebab wafatnya S.Abu Bakar assiddiq adalah karena terbunuh oleh rindu pada Nabi yang membakar hatinya (sebagian riwayat menyatakan, nafas beliau berbau seperti daging yang dipanggang). Semua pasti tahu, bahwa pada masa Nabi, setiap masuk waktu sholat, maka yang mengkumandangakan adzan adalah Bilal bin Rabah. Bilal ditunjuk karena memiliki suara yang indah.Pria berkulit hitam asal Afrika itu mempunyai suara emas yang khas. Posisinya semasa Nabi tak tergantikan oleh siapapun, kecuali saat perang saja, atau saat keluar kota bersama Nabi. Karena beliau tak pernah berpisah dengan Nabi, kemanapun Nabipergi. Hingga Nabi menemui Allah Ta’ala pada awal 11 Hijrah. Setelah itupun Bilal menyatakan diri tak mau mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk jadi Mu’addzin kembali, dengan hati pilu nan sendu bilal berkata, “Biarkan aku jadi Mu’addzin Nabisaja. Nabi telah tiada, maka aku bukan mu’addzin siapa-siapa lagi.”[ ] Abu Bakar terus mendesaknya, dan Bilal pun bertanya, “Dahulu, ketika engkau membebaskanku dari siksaan Umayyah bin Kholaf. Apakah engkau membebaskanmu karena dirimu apa karena Allah?” Abu Bakar terdiam.[ ] “Jika engkau membebaskanku karena dirimu, maka aku bersedia jadi mu’addzinmu. Tetapi jika engkau dulu membebaskanku karena Allah, maka biarkan aku dengan keputusanku”. Dan S.AbuBakar pun tak bias lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.[ ] Kesedihan sebab ditinggal wafat Nabi, terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan fathislamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.[ ] Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Nabi hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya, “Ya Bilal, wamaahadzaljafa’? Hai Bilal, kenapa engkau tak mengunjungiku? Kenapa sampai begini?”[ ] Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan keMadinah, untuk ziarah pada Nabi. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Nabi.[ ] Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Nabi, pada sang kekasih. Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya.Keduanya adalah cucunda Nabi, S.Hasan dan S.Husein.[ ] Sembari mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Nabi itu. Sebelum salah satu dari keduanya bilang sesuatu hal, “Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan buat kami? Kami ingin mengenang kakek kami”.[ ] Ketika itu, S.Umar bin Khottob yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.[ ] Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saa twaktu sholat, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada era Nabi.Mulailah dia mengumandangkan adzan.[ ] Saat lafadz “Allahu Akbar” dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok nan agung, suara yang begitu dirindukan, itu telah kembali.[ ] Ketika Bilal meneriakkan kata “Asyhadu an laailahaillallah”, seluruh isi kota madinah berlarian kearah suara itu sembari berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.[ ] Dan saat bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan. Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Nabi. S.Umar bin Khottob yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya.Lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.[ ] Hari itu, madinah mengenang masa saat masih ada Nabi. Tak ada pribadi agung yang begitu dicintai seperti Nabi.
ShallallahalaikayaSayyidiyaRasulallah..[ ] Dan adzanitu, adzan yang tak bias dirampungkan itu, adalah adzan pertama Bilal sekali gus adzan terakhirnya semenjak Nabi wafat. Dia tak pernah bersedia lagi mengumandangkan adzan. Sebab kesedihan yang sangat segera mencabik-cabik hatinya mengenang seseorang yang karenanya dirinya derajatnya terangkat begitu tinggi.[ ] Karenanya, dia dan bangsanya, tak lagi dipandang remeh oleh bangsa lain, tak lagi termarginalkan. Sebab kemuliaan seseorang, tidak ditentukan oleh warna kulitnya, oleh rasnya.Tetapi oleh taqwanya pada Allah Ta’ala… Description: :-)
http://ikhwan45498.blogspot.com/2010/11/adzan-nostalgia.html

readmore »»