Dari hasil pengambilan sampel rutin yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam beberapa tahun terakhir, ada empat jenis bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam makanan, yakni formalin, boraks, pewarna rhodamin B dan methanyl yellow.
Sebenarnya, tanpa melakukan uji
laboratorium agak sulit menentukan apakah bahan makanan yang dijual aman atau
bebas dari bahan kimia berbahaya.
Tetapi menurut Chandra Irawan, staf pengajar dari Akademi Kimia Analisis Bogor, secara umum makanan yang mengandung zat berbahaya bisa dikenali dari bentuk fisiknya--warna, tekstur dan rasa.
Tetapi menurut Chandra Irawan, staf pengajar dari Akademi Kimia Analisis Bogor, secara umum makanan yang mengandung zat berbahaya bisa dikenali dari bentuk fisiknya--warna, tekstur dan rasa.
Mi basah berformalin misalnya,
bercirikan tidak lengket, lebih mengilap dibanding mi tanpa formalin, dan tidak
rusak sampai dua hari pada suhu kamar serta bertahan lebih dari 15 hari pada
suhu lemari es (10 derajat Celcius). Tahu berformalin biasanya sangat kenyal
dan tidak rusak selama 3 hari pada suhu kamar.
Makanan berformalin biasanya memang
bercirikan lebih keras dibandingkan makanan serupa tanpa formalin. Selain itu,
makanan berformalin juga lebih awet. "Ikan berformalin biasanya tidak
dihinggapi lalat, tidak rusak lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat Celcius.
Insangnya juga kemerahan," jelas Chandra.
Makanan yang mengandung boraks
biasanya kenyal. Mi dengan boraks tidak lengket dan tiidak cepat putus,
sedangkan bakso berboraks biasanya cenderung berwarna putih.
Ciri makanan yang menggunakan
pewarna rhodamin B dan methanyl yellow biasanya adalah berwarna mencolok cerah
dan mengilap, ada gumpalan warna tertentu, sedikit pahit, dan mengakibatkan
gatal di tenggorokan.
source : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar