Gerak
Salah
satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh
makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat
mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat
mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang
tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan
untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena
terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat
disamakan arti gerak pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga
melibatkan alat gerak, tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls
atau rangsangan yang mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut. Pembahasan
gerak pada tumbuhan akan lebih rinci pada bab selanjutnya di semester yang akan
datang.
Alat gerak
Alat-alat
gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif
berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan
bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang
disebut sistem gerak.
Tulang
disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya
sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka
tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat
pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang
mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Otot
disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin
dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin
inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan
bergerak dengan otomatis tulang juga akan bergerak.
Dengan
memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan
mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada saat kontraksi) dan
memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang
yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut
rangka atau skeleton. Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
- Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh
makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat hampir di semua jenis Invertebarta
tingkat rendah kecuali Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum
Mollusca, Class Chepalopoda, species Loligo
sp/cumi-cumi.
- Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam
tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini terdapat pada seluruh Vertebrata, Class
Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia jenis
Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata
Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
Fungsi rangka :
- Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
- Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
- Menahan dan menegakkan tubuh.
- Tempat pembentukan sel darah.
- Tempat perlekatan otot.
- Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
- Sebagai alat gerak pasif.
Alat gerak pasif/tulang
Tulang
dapat dibedakan berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
1) Tulang rawan/tulang muda/cartilago
Ø
Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian
ujung epifise tulang. Terutama dalam proses osifikasi/penulangan. Cartilago
banyak banyak dijumpai pada masa bayi terutama pada saat proses perkembangan
embrio menjadi fetus. Pembentukan rangka fetus di dominasi oleh cartilago. Seiring
dengan perkembangan fetus menjadi bayi dan memasuki usia pertumbuhan serta
dewasa, maka cartilage ini akan mengalami peristiwa osifikasi. Tetapi tidak
semua cartilago dalam tubuh, masih ada beberapa yang tetap menjadi cartilago.
Seperti dijumpai pada trachea/tenggorokan, daun telinga, hidung bagian ujung,
ruas-ruas persendian tulang.
Cartilago tersusun atas matriks condrin
yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang
tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan
sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung
sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa
berkebalikan.
Cartilago dibentuk oleh zat pembentuk
tulang rawan yang disebut dengan Condrosit. Tulang rawan berawal dari selaput
tulang rawan yang disebut pericondrium. Pericondrium berfungsi untuk memberikan
kebutuhan nutrisi bagi cartilage karena banyak mengandung pembuluh darah. Dalam
pericondrium banyak mengandung
condroblast yaitu sel pembentuk condrosit.
Ø
Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan
menjadi :
a.
Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks
homogen yang kaya akan serabut kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin
bersifat lentur/elastic dan kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ
permukaan persendian, tulang iga dan pada saluran respirasi terutama dinding
trachea yang berbentuk cincin.
b.
Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks
berupa berkas-berkas serabut kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur.
Dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung lutut
(tendon dan ligamentum) dan tulang gelang panggul.
c.
Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks
berupa serabut elastic berwarna kuning yang bercabang-cabang. Bersifat
lentur/elastic dan tidakakan berubah menjadi tulang sejati bila manusia
beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada
ujung hidung/cuping, saluran eustachius
(pada telinga bagian tengah) dan
daun telinga.
2) Tulang keras/tulang sejati/osteon
Ø
Osteon berfungsi :
a. Sebagai
penyusun sistem rangka tubuh.
b. Sebagai
pelindung organ-organ yang vital.
Ø
Terbentuk melalui proses :
a. Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang
rawan/tulang muda menjadi tulang sejati atau tulang keras.
Pada peristiwa ini tulang rawan akan
terisi dengan matriks Calcium, protein, sedikit zat perekat kolagen sehingga
akan membuat tulang sejati bersifat kaku/tidak lentur dan membuat tulang mudah
retak atau patah. Secara perlahan matriks tulang rawan akan terisi oleh Calcium
dan fosfor (phosphate), hal inilah yang
membuat osteon menjadi keras.
b. Kalsifikasi
Yaitu proses pengisian Calcium Carbonat
pada peristiwa osifikasi.
Ø
Pembentuk sel tulang sejati disebut
osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu sel tulang
muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel tulang. Selaput pelindung tulang sejati disebut
periosteum. Kandungan yang terdapat
dalam matriks osteon adalah Calcium Carbonat atau CaCO3 dan Calcium Phosphat atau Ca3(PO4)2.
Apabila tulang dipotong secara melintang
dan dilihat dengan mikroskop akan tampak gambaran suatu sistem yang disebut
sistem Havers/Haversii. Sistem Havers/Haversii yaitu suatu kesatuan sel-sel
tulang dan matriks tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf yang
membentuk suatu sistem.
Di dalam sistem ini terdapat lamella
konsentris atau lingkaran-lingkaran yang merupakan kesatuanpembuluh darah dan
sel saraf. Selain itu dalam lamella
konsentris terdapat rongga/cawan tempat sel tulang berada yang disebut lakuna.
Jika sel tulang telah mati hanya akan nampak rongga/lekukannya saja. Antar lakuna dihubungkan dengan saluran kecil
beruapa kanal yang disebut dengan kanalikuli yang berfungsi untuk menyalurkan
kebutuhan nutrisi sel tulang dalam pertumbuhannya. Saluran ini tersusun dari
pembuluh darah dan sel saraf.
Ø
Pembagian tulang :
a.
Berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi : (PIPIPEN)
©
Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya berbentuk
tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan
tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain.
Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak.
Tulang
pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung
tulang yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang
disebut diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise
a9tepatnya lebih mengarah pada dekat ujung epifise) yang tersusun dari
cartilago yang aktif membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa
cakraepifise ini sudah menulang.
Tulang pipa dapat dijumpai pada Os.
Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os. Digiti
Phalanges Manus, dll.
©
Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih,
tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan tulang
spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada Os.
Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.
©
Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek
tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum merah.
Tulang pendek dapat dijumpai pada
ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal, dll.
b.
Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :
©
Tulang kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang memiliki
matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanpa matriks dalam rongga tulang ini.
Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang
panjang.
©
Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki
matriks yang tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang
pendek.
c.
Berdasarkan letaknya tulang dibedakan menjadi :
©
Tulang Axial terdiri dari :
A.
Tulang Tengkorak :
1) Tulang
dahi = 1 buah
2) Tulang
ubun-ubun = 2 buah
3) Tulang
kepala bagianbelakang = 1 buah
4) Tulang
pelipis =
2 buah
5) Tulang
baji = 2 buah
6) Tulang
tapis = 2 buah
7) Tulang
mata =
2 buah
8) Tulang
air mata =
2 buah
9) Tulang
rongga mata = 2 buah
10) Tulang
pipi = 2 buah
11) Tulang
hidung =
2 buah
12) Tulang
rahang atas = 2 buah
13) Tulang
rahang bawah =
2 buah
14) Tulang
langit-langit = 2 buah
15) Tulang
pangkal lidah =
1 buah
B.
Tulang Pendengaran :
1) Tulang
martil =
2 buah
2) Tulang
landasan = 2 buah
3) Tulang
sanggurdi = 2 buah
C.
Tulang badan :
1) Tulang
leher =
7 ruas
2) Tulang
punggung =
12 ruas
3) Tulang
pinggang =
5 ruas
4) Tulang
kelangkang =
5 buah
5) Tulang
ekor =4
ruas (menyatu)
D.
Tulang dada :
1) Tulang
dada bagian hulu = 1
buah
2) Tulang
dada bagian badan = 1
buah
3) Tulang
dada bagian taju pedang = 1buah
E.
Tulang rusuk :
1) Tulang
rusuk sejati = 7
pasang
2) Tulang
rusuk palsu = 3
pasang
3) Tulang
rusuk melayang = 2 pasang
F.
Tulang gelang bahu :
1) Tulang
selangka =
2 buah
2) Tulang
belikat =
2 buah
G.
Tulang gelang panggul :
1) Tulang
usus =
2 buah
2) Tulang
duduk =
2 buah
3) Tulang
kemaluan =
2 buah
©
Tulang Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan atas :
1)
Tulang lengan atas = 2 buah
2)
Tulang pengumpil = 2 buah
3)
Tulang hasta =
2 buah
4)
Tulang pergelangan tangan = 2 x 8 buah
5)
Tulang telapak tangan = 2 x 5 buah
6)
Tulang ruas jari tangan = 2 x 14 ruas
B. Tulang pergerakan bawah :
1)
Tulang paha =
2 buah
2)
Tulang tempurung lutut = 2 buah
3)
Tulang betis =
2 buah
4)
Tulang kering =
2 buah
5)
Tulang pergelangan kaki = 2 x 7 ruas
6)
Tulang telapak kaki = 2 x 5 buah
7)
Tulang ruas jari kaki = 2 x 14 ruas
CATATAN :
UNTUK PENAMAAN TULANG DALAM BAHASA LATIN LIHAT RINGKASAN
SISTEM GERAK MATERI 3.2 (PROGRAM EXCEL).
Persendian/artikulasi
Merupakan
hubungan antara 2 buah tulang. Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi
yang dapat memungkinkanuntuk pergerakan disebut
dengan sendi.
Artikulasi
dapat dibedakkan menjadi :
1)
SINARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi mati.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang
tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah sendi
dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang pada
tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2)
AMFIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi kaku.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara terbatas.
Artikulasi ini dihubungkan dengan cartilago.
Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan
tulang belakang.
3)
DIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi hidup.
Yaitu hubungan antara 2 tulang yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak
terbatas. Untuk melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah
persendian terdapat rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang
berfunggsi sebagai pelumas sendi.
Dapat dibedakan menjadi :
a)
Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os.
Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os.
Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b)
Sendi pelana/sendi sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan kedua arah.
Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal dengan Os. Metacarpal, sendi pada
tulang ibu jari.
c)
Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai
porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os.
Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
d)
Sendi peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os.
Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis
virilis.
e)
Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan
gerakan pada satu bidang saja atau
gerakan bergeser. Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os.
Metatarsal dan ruas-ruas Os. Metacarpal.
f)
Sendi luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang
serta gerakan memutar (menggeliat).
g)
Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang gerakan
tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang lain. Dijumpai pada hubungan Os.
Metacarpal dengan Os. Radius.
h)
Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan
maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang satu berbentuk ovaldanmasuk
ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada hubungan Os. Radius
dengan Os. Carpal.
Alat Gerak Aktif/Otot
Berdasarkan struktur selnya dibedakan
menjadi :
- Otot Polos/Licin
§
Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong
dengan kedua ujung meruncing.
§
Memiliki satu buah inti sel yang terletak di
tengah sel otot.
§
Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan
halus/licin.
§
Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa
disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian
tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
§
Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ
dalam tubuh keculai jantung dan rangka.
- Otot Lurik/Seran Lintang/Rangka
1) Memiliki
bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.
2) Memiliki
banyak inti sel yang terletak di tepi.
3) Memiliki
permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang pada
struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak seragam/tidak
sama tebalnya pad permukaan sel otot.
4) Pergerakan
sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga sifat
pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.
5) Sel
otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk pergerakan.
- Otot Jantung/myocardium
§
Memiliki bentuksel yang memanjang seperti
serabut/filament yang bercabang. Percabangan sel otot jantung disebut dengan
Sinsitium.
§
Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi
agak ke tengah.
§
Pergerakan sel otot ini tanpa disadari/diluar
kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah lamat, teratur dan tidak mudah
lelah.
§
Sel otot ini hanya dijumpai pada organ jantung.
Berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi :
1)
Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang cara
kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Ex :
©
Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan
telapak tangan untuk menelungkup.
©
Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan
telapak tangan m enengadah.
2)
Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot sayng cara
kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Macamynya :
Ø
Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor
(membengkokkan).
Ø
Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan
adductor (mendekatisumbu badan).
Ø
Otot supinator (menengadah) dengan pronator
(menelungkup).
Ø
Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan
elevator (gerakan ke atas).
Berdasarkan
perlekatannya dibedakan menjadi :
1
Origo
Yaitu bagian ujung otot yang melekat
pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2
Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang melekat
pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
Kelainan pada tulang dan otot
Penyebab kelaian oleh :
- Genetis
- Kuman penyakit.
- Kelainan susunan tulang dan sendi.
- Kebiasaan sikap duduk yang salah.
- Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.
- Kurang gizi.
- Kecelakaan.
Macam kelainan pada sistem gerak
v
Fraktura /patah tulang
Yaitu kelainan pada tulang akibat
kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2 yaitu
fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah
tulang yang merobek/menembus kulit/otot).
v
Osteoporosis
Yaitu kelainan pada tulang yang disebakan karena adanya pengeropososan
tulang. Hal ini karena tubuh sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan
Calcium secara normal.
v
Fisura/retak tulang
Yaitu kelainan tulang yang menimbulkan keretakan pada tulang, akibat
kecelakaaan.
v
Lordosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk
sehingga tulang belakang melekung pada
daerah lumbalis. Ha ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
v
Skolisosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk
sehingga tulang belakang melekung ke araah lateral. Hal ini akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk
huruf S.
v
Kifosis
Yaitu kelainan tulang karena sikap duduk
sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok ke belakang.
v
Hipertrofi
Yaitu kelainan otot yang membesar dan
menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas yang terus
menerus secara berlebihan.
v
Atrofi
Yaitu kelainan otot yang mengecil,
lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penyakit
polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.
v
Stiff/kaku leher
Yaitu kelainan otot karena adanya
peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang menghentak secara
tiba-tiba/salah gerak.
v
Tetanus
Yaitu kelainan otot yang disebabkan
adanya infeksi bakteri Clostridium tetani.
Sehingga menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.
v
Dll.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya.
h. 127, 204 – 205, 215, 217, 249, 251.
Amien, M. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta. h. 69, 70, 74 – 75, 78, 81, 85 – 86.
Encyclopaedia
Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita,D. 2007. Seri IPA-BIOLOGI 3 SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yuhistira,
Jakarta. h. 47 – 48, 51, 61.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta.
h. 53, 56.
Karmana, O. Dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Berdasarkan
Kurikulum 1984 Disesuaikan dengan GBPP 1987. Untuk SMA kelas IIA2 Semester 3
dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 232, 234, 236 - 237.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms
Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd.
England. h. 161, 176, 503, 530.
Microsoft
Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2.
Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 74 – 78.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S.
1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2
Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 82, 84, 89, 87.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi 2 Untuk Kelas 2 SLTPKurikulum 1994
Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 94, 96, 100,
102, 105, 109.
Saktiyono. 2004.
Sains : Biologi SMP 2 Untuk Kelas VIII.
Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 63, 74, 78, 80.
--------------.
2004. Sains : IPA Biologi 2 Untuk SLTP
Kelas 2. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta. h. 32 – 33, 45.
Tim IPA SMP/MTs. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam 2 Untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Galaxy Puspa Mega, Jakarta. h.
18, 21.
Tim Biologi
SMU.1997. Biologi 2. Galaxy Puspa Mega. Jakarta.
♥ © ea/bio 8/materi 2/september/2009 ♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar