Perawat dan professional perawatan
kesehatan lainnya meninjau endokrinologi dengan berbagai latar belakang
pandangan pada beberapa studi dari hubungan system endokrin dan hormon ini pada
aspek lain dari fisiologi manusia, dan studi dari pengaruh utama system
endokrin pada manusia sehat dan prilaku manusia. Didalam hubungan dengan system
neurologik, system endokrin menunjukkan kemampuan tubuh untuk meregulasi respon
ini terhadap lingkungan eksternal dan internal.
System endokrin
- Regulasi respon
tubuh pada stress dan
injury;
- Mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi ;
- Mengatur homeostatis ion
- Memodulasi dan mengatur metabolisme energi
System
endokrin terdiri dari kelenjar – kelenjar
yang mengsekresikan hormon hormon spesifik dan hormon lain mempunyai
fungsi khusus dan hubungan pada resptor
disamping melalui tubuh. Kebanyakan hormon hormon diproduksi dan
diedarkan kedalam suatu diurnal tetap atau irama carcadian kecuali pada irama reproduksi wanita
setiap bulan lebih dari pada siklus
bebas setiap hari. Hubungan sebenarnya yang pertama antara hormon manusia dan
prilaku manusia masih banyak yang tidak diketahui. Macam macam variasi pada
prilaku indifidual membuatnya sulit untuk menghubungkan secara pasti ilmu
secara terus menerus untuk menggugah rasa ingin tahu dengan mempelajari
endokrinologi dan prilaku manusia. Menurut hubungan antara hormon hormon yang
diproduksi oleh organ organ tubuh dan prilaku indifidual, pembelajaran secara
tekun dapat secara pasti menemukan banyak didalam literature pada kekesalan
perhatian dalam dilemma yan gdimiliki oleh peneliti selama bertahun tahun.
Proses perubahan umur
Dalam
seluruh system tubuh, proses menua disebabkan oleh perubahan system endokrin
beberapa diantaranya jinak dan diam, yang lain yang menyusahkan dan secara klinik sangat signifikan dan
barangkali yang lain tidak diketahui atau tidak dipahami. Suatu penurunan
sekresi dari pertumbuhan hormon selama tidur, suatu penurunan pada
dopamine, paningkatan pembebasan dari
somatosrtatin, suatu penurunan penghambatan umpan balik dari hormon
adrenokortikotropik (ACTH) oleh glucocorticoid,
suatu penurunan pada produksi estrogen, dikuranginya kemampuan
testosteron, suatu penurunan produksi sperma dan peningkatan pada folikel
stimulating hormon (FSH) dan liteunising hormon (LH), adalah contoh contoh
diam, proses perubahan umur yang terjadi pada system endokrin penuaan.
Masalah kesehatan
umum diabetes mellitus
Definisi
Diabetes mellitus adalah suatu sindrom yang dicirikan dengan
disfungsi metabloisme secara umum damn suatu varasi dari gangguan gangguan klinis(Gelberg DKK hal 69). Ini berkembang
ketika kemampuan tubuh untuk produksi atau menggunakan insulin menjadi menurun,
dan ini ditinjau sebagai kelompok heterogen genetic dari karakteristik gangguan
dengan intoleransi glukosa. Ini adlah suatu “kondisi relatif atau kekurangan
absolut dari insulin mempengaruhi karbohidrat, protein dan metabolisme lemak”
(Thompson DKK).
Pathofisiologi
Pada
orang dengan DM, insulin tidak disekresi
sesuai tingkat gula darah, kemungkinan disebabkan satu atau lebih
sebagai berikut :
1.
Defisiensi pada produksi insulin oleh sel betha
2.
Insensifitas mekanisme sekretorik dari sel betha
3.
Kelebihan atau kekurangan pembebasan produksi insulin
oleh sel betha
4.
Inaktivasi berlebihann insulin oleh inhibitor kimia
“pengikat” didalam sirkulasi
Pada beberapa pasien diabetes terjadi adanya kelebihan insulin, tapi itu tidak digunaklan
karena tidak adekuatnya jumlah dari reseptor insulin pada sel sel tubuh. Ini telah diobservasi pada obesitas,
pasien diabetes non insulin dependent. Dengan penurunan berat badan, jumlah
reseptor insulin pada sel menunjukkan peningkatan denagn cara demikian diiikuti
dengan masuknya glukosa kedalam sel.
Tingkat
elevasi glukosa darah menunjukkan penurunan glukosa yang sangat tajam pada
jaringan (peningkatan glukoneugenesis). Jika konsentrasi glukosa darah cukup
tinggi, ginjal mungkin tyidak dapat mereabsorbsi semua glucose yang difiltrasi
dan glukosa yang ada dalam urine didalam adanya peningkatan glukoneugenesis,
protein dan lemak tidak terlalu lama disimpan atau didepositkan didalam sel.
Dengan suatu defisiensi insulin, otot otot tidak menggunakan glukosa. Asam
lemak bebas berpindah dari sel jaringan adipose dan dipecahkan oleh hati
menjadi badan keton untuk memproduksi energi.
Ketoasidosis
diabetic adalah dicirikan dengan bertambahnya jumlah dari badan keton didalam
darah. Pasien dengan ketoasidosis menunjukkan hyperventilasi dan kehilangan
natrium, potassium, CL, dan air. Hasil
bersih akut, diabetes mellitus tidak terkontrol adalah suatu kehilangan
penyimpanan lemak, hati, glikogen, protein seluler, elektrolit, terutama
sekali pembuluh darah besar pada otak ,
jantung, ginjal, dan ekstremitas, seperti pembuluh darah kecil dimata, ginjal
dan saraf.
Jenis jenis diabetis
Diabetes diklasifikasikan menjadi tipe I atau tipe II.
Tipe I diabetes diketahui sebagai insulin / dependent
diabetes mellitus (IDDM)
Tipe II diketahui sebagai non insulin diabetes mellitus
(NIDDM)
NIDDM prevalensinya lebih besar pada usila
Test diagnostik
1.
Test toleransi glukosa
Perawat harus mengikuti perkembangan hasil test toleransi glukosa : pada
pasien usila yang usia lebih dari 50 tahun biasanya memperlihatkan peningkatan
toleransi glukosa dari pada pasien yang muda. Variasi pada kurva dapat
diimbangi dengan diit, aktifitas dan pengobatan, meskipun secara hati hati
mengontrol variabel ini.
2.
Test strip
Penggunaan test dipakai untuk mendiagnosis
dan monitoring secara kontinyu dari tingkat gula darah.
3. Test urine untuk
glukosa
Test urine mungkin adekuat untuk program
monitoring pada pasient tersebut sebab pria atau wanita diabetes agak lebih
stabil ; namun kemudian pemeriksaanya tidak akurat untuk pasien NIDDM.
4. Test urine keton
Keton merupakan komplikasi diabetes, tes
urine untuk keton adalah penting. Keton dalam urine menandakan kemunduran
kontrol ; tubuh tidak mampu menyimpan lemak untuk energi cadangan.
5.
Test glikohemoglobin
Test ini memberikan perlindungan perawatan
primer dengan informasi penting tentang rata rata tingkat gula darah pada
periode 2 sampai 3 bulan sebelum test dilakukan.
PROSES KEPERAWATAN
Ada 2 tanggung jawab perawat untuk membantu dan merawat
pasien diabetes mellitus lansia :
1.
Perawatan pada pasien yang baru dengan diagnosis diabetes.
2.
Merawat pasien lansia
yang telah diketahui diabetes beberapa waktu sebelumnya.
PENGKAJIAN
Dengan pertimbangan bagaiman pasien yang telah terdeteksi
atau mendapat Diabates mellitus, perawat harus mengikuti pertanyaan dibawah ini pada pengkajian pasien
diabetic lansia sbb :
1.
Apa yang diketahui pasien tentang diabetes ?
2.
Apakah pasien mengerti tentang makanan diet diabetic
dan kontrol berat badan melalui pengaturan kontrol diet ?
3.
Dalam berapa banyakkah aktifitas yang sudah dilakukan pasien ?
4.
Apakah ada kumpulkan stigma (cacad) dengan kondisi
dalam fikiran dari –asien, bagaiman
keluarga dan / atau teman sebaya merasakan tentang diabetes ? apakah mereka
merasa trauma tentang pengaturan dan
masalah kesehatan ini atau apakah merasa tertekan dan negatif tentang perawatan
diabetes ?
5.
Apakah pengobatan lain telah diresepkan untuk pasien
dan bagaimana keteraturan dari pasien untuk minum obat ?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Intoleransi aktifitas
2.
Gangguan mobilitas fisik
3.
Gangguan pengaturan pemeliharaan dirumah (Diet dan
pengobatan).
4.
Defisit pengetahuan tentang administrasi pengobatan
diabetes.
5.
Penurunan body image.
6.
Gangguan harga diri.
7.
Gangguan penyesuian pada latihan, diet dan pengobatan.
PERENCANAAN, IDENTIFIKASI TUJUAN DAN IMPLEMENTASI
Tiga komponen kritis dari perawatan diabetes lansia
adalah latihan, diet dan pengobatan.
Tujuan :
1.
Ketaatan untuk diet, latihan dan program pengobatan.
2.
Diteruskannya
pengetahuan tambahan tentang diabetes.
3.
Penyesuaian
tingakat gula darah dengan suatu batas normal.
4.
Pencegahan dari komplikasi diabetes.
EVALUASI
Hubungan
diantara pasien diabetes dan perawat tidak pernah usai. Manajement positif dan kontrol DDM memerlukan
perhatian untuk diet, latihan dan
pengobatan. Perawat tetap melayani pasien saat dibutuhkan dan juga pertemuan
terjadwal secara regular dengan pasien untuk memerkirakan kebuteuhan pasien dan
penguatan informasi tentang diabetes dan tentang aktifitas perawatan diri
spesifik. Perawat juga mengevaluasi secara luas secara spesifikn masalah
masalah pasien yang telah dan akan ditetapkan dalam diagnosa keperawatan yang
telah ditetapkan pada perawatan pertama.
Perawat mempunyai tanggung jawab untuk mengajar pasien
diabetes mellitus bagaimana memberikan perawatan diri yang telah ditetapkan
untuk manajemen DM dan mengapa ini sangat esensial. Perawat harus rajin
mengakses kebutuhan pasien untuk informasi, misalnya kemampuan pasien, dan
tujuan untuk taat rencana perspektif yang ditawarkan. Perawat adalah tenaga
primer untuk membantu lansia (diabetik) orang-orang patuh pada dengan program
yang dibuat untuk merubah status kesehatan mereka (Dellasega, 1990).
Dengan instruksi yang adekuat, dukungan yang rasional,
bantuan tulus hati, pasien diabetik lansia dapat biasanya mengatur latihan,
diet dan pengobatan perawatan diri bagian dari regimen diabetik perawat
memberikan informasi tentang aspek-aspek ini dari perawatan/pengobatan jadi
pasien akan tahu tentang masalah kesehatan
akan tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukan, dan kapan harus
melakukannya.
Suhu
Deviasi Kondisi Kesehatan : Kesulitan Dalam Pengaturan Suhu.
Suhu dikontrol melalui proses pengeluaran keringat,
menggigil, vasokonstriksi, vasodelatasi, dan fungsi system saraf dan
hipotalamus. Kesulitan didalam regulasi suhu pada dewasa tua yang memungkinkan
untuk suatu peningkatan ketidakmampuan untuk merespon secara adekuat pada
perubahan suhu dan suatu keakuratan mekanisme homeostatis (Abrass, 1994).
Penurunan suhu pada dewasa tua (Collins dkk, 1981) sebagai fungsi dari kelenjar
keringat (Balin, 1990). Penurunan sensitivitas, gaya hidup yang menetap, dan
gangguan kardiovaskuler, endokrin dan system persarafan. Pada keadaan perubahan
suhu yang terjadi adalah : Hipotermia
Proses Keperawatan
Pengkajian
Selama periode musim dingin, ketika pasien dengan wiyata
terpapar dingin atau riwayat kehidupan sosioekonomic rendah kondisi mencari
pengobatan, -erawat memberikan pertimbangan perawatan yang kemungkinan
mengalami hipotermia. Pasien usila pada derajat dini hipotermia dapat terjadi
fatigue, mengeluh mengalami kelemahan, mempunyai kulit yang dingin, dan
menunjukan tanda-tanda kebingungan.
Gejala dini beberapa kasus hipotermia dapat meningkatkan
kebingungan dan meningkatkan sensitasi menjadi dingin. Kesimpulannya biasanya
terjadi kehilangan suhu tubuh yang berkisar antara 30oC dan 28oC.
Tanda klinik yang sangat penting adalah mencatat penurunan suhu tubuh.
Diagnosa Keperawatan
Hipotermia berhubungan dengan pencahayaan pada suatu
lingkungan dingin ditandai dengan suhu tubuh menurun hingga 34oC dan
perubahan status mental.
Perencanaan Dan Identifikasi Tujuan
Tujuan Jangka Panjang adalah : pengetahuan pasien tentang
factor resiko dari hipotermia dan akan berpegang pada aktivitas promotsi
kesehatan.
Tujuan Jangka Pendek :
monitor pasien dengan system tertutup hingga suhu kembali pada rentang normal.
Implementasi
Aspek pertama adalah memindahkan pasien dari lingkungan
dingin. Jika pakaian basah, harus diganti segera dan pasien harus dipulihkan
atas dan bawah dengan selimut.
Evaluasi
Ketetapan dari keberhasilan pengobatan hipotermia adalah
didasari oleh tanda-tanda klinik dari suhu tubuh dobaca rentang diatas 34oC.
Hypertermia
Proses keperawatan
Pengkajian
Perubahan suhu dapat terlihat pada factor factor lain seperti
infeksi. Factor yang nyebabakan kesakitan atau oanas adlah bertambahnya
panjangnya gelombang panas riwayat pencahayaan (seperti kondisi udara yang
tidak teratur selam gelombang panas), dan suatu sensitasi dalam kondisi hangat.
Pasien dapat mengeluh tipe dari non
spesifik umum, yang termasuk didalmnya sakit kepala,, kepusingan dan kelemahan.
Diagnosa keperawatan
-
hipertermia berhubungan dengan pencahayaan pada suhu
extrem dan penurunan volume cairan yang trejadi pada suhu 40,6 oc
Tujuan jangka panjang :
Pengetahuan pasien penting untuk mengadakan hidrasi dan resiko pencahayaan pada suhu yang extrem,
pasien juga akan berpegang pada promosi prilaku kesehatan dan menurunkan resiko
hipertermia
Tujuan jangka pendek
Pasien akan dimonitoring dan dirawat dengan baik hingga suhu
kembali pada batas normal
Implementasi
Hipertermia dipertimbangkan secara emergency medis dan
diperbaiki hospitalisasi secara dini dan pengobatan yang menurunkan suhu tubuh.
Pengobatan terdiri dari penurunan suhu tubuh melalui kompres dingin pada permukaan tubuh dikamar mandi.
Pengobatan suhu tubuh harus sampai 39oc (102o F). dengan
pengobatan pada jam pertama (abrash ,1994) ada resiko syok.
Evaluasi
Secara kontinyu dipusatkan pada pasien, tujuan dari pada
proses orientasi
Dilihat juga pada tujuan jangaka panjang dan jangka pendek