Minggu, 25 November 2012

Pengaturan Endokrin



            Perawat dan professional perawatan kesehatan lainnya meninjau endokrinologi dengan berbagai latar belakang pandangan pada beberapa studi dari hubungan system endokrin dan hormon ini pada aspek lain dari fisiologi manusia, dan studi dari pengaruh utama system endokrin pada manusia sehat dan prilaku manusia. Didalam hubungan dengan system neurologik, system endokrin menunjukkan kemampuan tubuh untuk meregulasi respon ini terhadap lingkungan eksternal dan internal.
 System endokrin
  1. Regulasi respon  tubuh pada  stress dan injury;
  2. Mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi ;
  3. Mengatur homeostatis ion
  4. Memodulasi dan mengatur metabolisme energi

System endokrin terdiri dari kelenjar – kelenjar  yang mengsekresikan hormon hormon spesifik dan hormon lain mempunyai fungsi khusus dan hubungan pada resptor  disamping melalui tubuh. Kebanyakan hormon hormon diproduksi dan diedarkan kedalam suatu diurnal tetap atau irama carcadian  kecuali pada irama reproduksi wanita setiap  bulan lebih dari pada siklus bebas setiap hari. Hubungan sebenarnya yang pertama antara hormon manusia dan prilaku manusia masih banyak yang tidak diketahui. Macam macam variasi pada prilaku indifidual membuatnya sulit untuk menghubungkan secara pasti ilmu secara terus menerus untuk menggugah rasa ingin tahu dengan mempelajari endokrinologi dan prilaku manusia. Menurut hubungan antara hormon hormon yang diproduksi oleh organ organ tubuh dan prilaku indifidual, pembelajaran secara tekun dapat secara pasti menemukan banyak didalam literature pada kekesalan perhatian dalam dilemma yan gdimiliki oleh peneliti selama bertahun tahun.

Proses perubahan umur
            Dalam seluruh system tubuh, proses menua disebabkan oleh perubahan system endokrin beberapa diantaranya jinak dan diam, yang lain yang menyusahkan dan  secara klinik sangat signifikan dan barangkali yang lain tidak diketahui atau tidak dipahami. Suatu penurunan sekresi dari pertumbuhan hormon selama tidur, suatu penurunan pada dopamine,  paningkatan pembebasan dari somatosrtatin, suatu penurunan penghambatan umpan balik dari hormon adrenokortikotropik (ACTH) oleh glucocorticoid,  suatu penurunan pada produksi estrogen, dikuranginya kemampuan testosteron, suatu penurunan produksi sperma dan peningkatan pada folikel stimulating hormon (FSH) dan liteunising hormon (LH), adalah contoh contoh diam, proses perubahan umur yang terjadi pada system endokrin penuaan.

Masalah  kesehatan umum diabetes mellitus
Definisi
Diabetes mellitus adalah suatu sindrom yang dicirikan dengan disfungsi metabloisme secara umum damn suatu varasi dari gangguan gangguan  klinis(Gelberg DKK hal 69). Ini berkembang ketika kemampuan tubuh untuk produksi atau menggunakan insulin menjadi menurun, dan ini ditinjau sebagai kelompok heterogen genetic dari karakteristik gangguan dengan intoleransi glukosa. Ini adlah suatu “kondisi relatif atau kekurangan absolut dari insulin mempengaruhi karbohidrat, protein dan metabolisme lemak” (Thompson DKK).

Pathofisiologi
            Pada orang dengan DM, insulin tidak disekresi  sesuai tingkat gula darah, kemungkinan disebabkan satu atau lebih sebagai berikut :
1.      Defisiensi pada produksi insulin oleh sel betha
2.      Insensifitas mekanisme sekretorik dari sel betha
3.      Kelebihan atau kekurangan pembebasan produksi insulin oleh sel betha
4.      Inaktivasi berlebihann insulin oleh inhibitor kimia “pengikat” didalam sirkulasi
Pada beberapa pasien diabetes terjadi adanya  kelebihan insulin, tapi itu tidak digunaklan karena tidak adekuatnya jumlah dari reseptor insulin pada sel sel  tubuh. Ini telah diobservasi pada obesitas, pasien diabetes non insulin dependent. Dengan penurunan berat badan, jumlah reseptor insulin pada sel menunjukkan peningkatan denagn cara demikian diiikuti dengan masuknya glukosa kedalam sel.
            Tingkat elevasi glukosa darah menunjukkan penurunan glukosa yang sangat tajam pada jaringan (peningkatan glukoneugenesis). Jika konsentrasi glukosa darah cukup tinggi, ginjal mungkin tyidak dapat mereabsorbsi semua glucose yang difiltrasi dan glukosa yang ada dalam urine didalam adanya peningkatan glukoneugenesis, protein dan lemak tidak terlalu lama disimpan atau didepositkan didalam sel. Dengan suatu defisiensi insulin, otot otot tidak menggunakan glukosa. Asam lemak bebas berpindah dari sel jaringan adipose dan dipecahkan oleh hati menjadi badan keton untuk memproduksi energi.
            Ketoasidosis diabetic adalah dicirikan dengan bertambahnya jumlah dari badan keton didalam darah. Pasien dengan ketoasidosis menunjukkan hyperventilasi dan kehilangan natrium, potassium, CL, dan air. Hasil  bersih akut, diabetes mellitus tidak terkontrol adalah suatu kehilangan penyimpanan lemak, hati, glikogen, protein seluler, elektrolit, terutama sekali  pembuluh darah besar pada otak , jantung, ginjal, dan ekstremitas, seperti pembuluh darah kecil dimata, ginjal dan saraf.

Jenis jenis diabetis
Diabetes diklasifikasikan menjadi tipe I atau tipe II.
Tipe I diabetes diketahui sebagai insulin / dependent diabetes mellitus (IDDM)
Tipe II diketahui sebagai non insulin diabetes mellitus (NIDDM)
NIDDM prevalensinya lebih besar pada usila

Test diagnostik
1.      Test toleransi glukosa
      Perawat harus mengikuti perkembangan hasil test toleransi glukosa : pada pasien usila yang usia lebih dari 50 tahun biasanya memperlihatkan peningkatan toleransi glukosa dari pada pasien yang muda. Variasi pada kurva dapat diimbangi dengan diit, aktifitas dan pengobatan, meskipun secara hati hati mengontrol  variabel ini.
2.      Test strip
Penggunaan test dipakai untuk mendiagnosis dan monitoring secara kontinyu dari tingkat gula darah.
3.   Test urine untuk glukosa
Test urine mungkin adekuat untuk program monitoring pada pasient tersebut sebab pria atau wanita diabetes agak lebih stabil ; namun kemudian pemeriksaanya tidak akurat untuk pasien NIDDM.
4.  Test urine keton
Keton merupakan komplikasi diabetes, tes urine untuk keton adalah penting. Keton dalam urine menandakan kemunduran kontrol ; tubuh tidak mampu menyimpan lemak untuk energi cadangan.
5.      Test glikohemoglobin
      Test ini memberikan perlindungan perawatan primer dengan informasi penting tentang rata rata tingkat gula darah pada periode 2 sampai 3 bulan sebelum test dilakukan.

PROSES KEPERAWATAN
Ada 2 tanggung jawab perawat untuk membantu dan merawat pasien diabetes mellitus lansia :
1.      Perawatan pada pasien yang baru  dengan diagnosis  diabetes.
2.      Merawat pasien lansia  yang telah diketahui diabetes beberapa waktu sebelumnya.

PENGKAJIAN
Dengan pertimbangan bagaiman pasien yang telah terdeteksi atau mendapat Diabates mellitus, perawat harus mengikuti  pertanyaan dibawah ini pada pengkajian pasien diabetic lansia sbb :
1.      Apa yang diketahui pasien tentang diabetes  ?
2.      Apakah pasien mengerti tentang makanan diet diabetic dan kontrol berat badan melalui pengaturan kontrol diet ?
3.      Dalam berapa banyakkah aktifitas yang sudah  dilakukan pasien ?
4.      Apakah ada kumpulkan stigma (cacad) dengan kondisi dalam  fikiran dari –asien, bagaiman keluarga dan / atau teman sebaya merasakan tentang diabetes ? apakah mereka merasa trauma tentang pengaturan  dan masalah kesehatan ini atau apakah merasa tertekan dan negatif tentang perawatan diabetes ?
5.      Apakah pengobatan lain telah diresepkan untuk pasien dan bagaimana keteraturan dari pasien untuk minum obat ?

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Intoleransi aktifitas
2.      Gangguan mobilitas fisik
3.      Gangguan pengaturan pemeliharaan dirumah (Diet dan pengobatan).
4.      Defisit pengetahuan tentang administrasi pengobatan diabetes.
5.      Penurunan body image.
6.      Gangguan harga diri.
7.      Gangguan penyesuian pada latihan, diet dan  pengobatan.

PERENCANAAN, IDENTIFIKASI TUJUAN DAN IMPLEMENTASI
Tiga komponen kritis dari perawatan diabetes lansia adalah  latihan, diet dan pengobatan.
Tujuan :
1.      Ketaatan untuk diet, latihan dan program pengobatan.
2.       Diteruskannya pengetahuan tambahan tentang diabetes.
3.      Penyesuaian  tingakat gula darah dengan suatu batas normal.
4.      Pencegahan dari komplikasi diabetes.

EVALUASI
Hubungan diantara pasien diabetes dan perawat tidak pernah usai.  Manajement positif dan kontrol DDM memerlukan perhatian  untuk diet, latihan dan pengobatan. Perawat tetap melayani pasien saat dibutuhkan dan juga pertemuan terjadwal secara regular dengan pasien untuk memerkirakan kebuteuhan pasien dan penguatan informasi tentang diabetes dan tentang aktifitas perawatan diri spesifik. Perawat juga mengevaluasi secara luas secara spesifikn masalah masalah pasien yang telah dan akan ditetapkan dalam diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan pada perawatan pertama.
Perawat mempunyai tanggung jawab untuk mengajar pasien diabetes mellitus bagaimana memberikan perawatan diri yang telah ditetapkan untuk manajemen DM dan mengapa ini sangat esensial. Perawat harus rajin mengakses kebutuhan pasien untuk informasi, misalnya kemampuan pasien, dan tujuan untuk taat rencana perspektif yang ditawarkan. Perawat adalah tenaga primer untuk membantu lansia (diabetik) orang-orang patuh pada dengan program yang dibuat untuk merubah status kesehatan mereka (Dellasega, 1990).
Dengan instruksi yang adekuat, dukungan yang rasional, bantuan tulus hati, pasien diabetik lansia dapat biasanya mengatur latihan, diet dan pengobatan perawatan diri bagian dari regimen diabetik perawat memberikan informasi tentang aspek-aspek ini dari perawatan/pengobatan jadi pasien  akan tahu tentang masalah kesehatan akan tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukan, dan kapan harus melakukannya.

Suhu
Deviasi Kondisi Kesehatan : Kesulitan Dalam Pengaturan Suhu.
Suhu dikontrol melalui proses pengeluaran keringat, menggigil, vasokonstriksi, vasodelatasi, dan fungsi system saraf dan hipotalamus. Kesulitan didalam regulasi suhu pada dewasa tua yang memungkinkan untuk suatu peningkatan ketidakmampuan untuk merespon secara adekuat pada perubahan suhu dan suatu keakuratan mekanisme homeostatis (Abrass, 1994). Penurunan suhu pada dewasa tua (Collins dkk, 1981) sebagai fungsi dari kelenjar keringat (Balin, 1990). Penurunan sensitivitas, gaya hidup yang menetap, dan gangguan kardiovaskuler, endokrin dan system persarafan. Pada keadaan perubahan suhu yang terjadi adalah  :    Hipotermia
Proses Keperawatan
Pengkajian
Selama periode musim dingin, ketika pasien dengan wiyata terpapar dingin atau riwayat kehidupan sosioekonomic rendah kondisi mencari pengobatan, -erawat memberikan pertimbangan perawatan yang kemungkinan mengalami hipotermia. Pasien usila pada derajat dini hipotermia dapat terjadi fatigue, mengeluh mengalami kelemahan, mempunyai kulit yang dingin, dan menunjukan tanda-tanda kebingungan.
Gejala dini beberapa kasus hipotermia dapat meningkatkan kebingungan dan meningkatkan sensitasi menjadi dingin. Kesimpulannya biasanya terjadi kehilangan suhu tubuh yang berkisar antara 30oC dan 28oC. Tanda klinik yang sangat penting adalah mencatat penurunan suhu tubuh.
Diagnosa Keperawatan
Hipotermia berhubungan dengan pencahayaan pada suatu lingkungan dingin ditandai dengan suhu tubuh menurun hingga 34oC dan perubahan status mental.
Perencanaan Dan Identifikasi Tujuan
Tujuan Jangka Panjang adalah : pengetahuan pasien tentang factor resiko dari hipotermia dan akan berpegang pada aktivitas promotsi kesehatan.
Tujuan Jangka Pendek  : monitor pasien dengan system tertutup hingga suhu kembali pada rentang normal.
Implementasi
Aspek pertama adalah memindahkan pasien dari lingkungan dingin. Jika pakaian basah, harus diganti segera dan pasien harus dipulihkan atas dan bawah dengan selimut.
Evaluasi
Ketetapan dari keberhasilan pengobatan hipotermia adalah didasari oleh tanda-tanda klinik dari suhu tubuh dobaca rentang diatas 34oC.

Hypertermia
Proses keperawatan
Pengkajian
Perubahan suhu dapat terlihat pada factor factor lain seperti infeksi. Factor yang nyebabakan kesakitan atau oanas adlah bertambahnya panjangnya gelombang panas riwayat pencahayaan (seperti kondisi udara yang tidak teratur selam gelombang panas), dan suatu sensitasi dalam kondisi hangat. Pasien dapat mengeluh tipe dari  non spesifik umum, yang termasuk didalmnya sakit kepala,, kepusingan dan kelemahan.

Diagnosa keperawatan
-             hipertermia berhubungan dengan pencahayaan pada suhu extrem dan penurunan volume cairan yang trejadi pada suhu 40,6 oc
Tujuan jangka panjang :
Pengetahuan pasien penting untuk mengadakan hidrasi  dan resiko pencahayaan pada suhu yang extrem, pasien juga akan berpegang pada promosi prilaku kesehatan dan menurunkan resiko hipertermia

Tujuan jangka pendek
Pasien akan dimonitoring dan dirawat dengan baik hingga suhu kembali pada batas normal

Implementasi
Hipertermia dipertimbangkan secara emergency medis dan diperbaiki hospitalisasi secara dini dan pengobatan yang menurunkan suhu tubuh. Pengobatan terdiri dari penurunan suhu tubuh melalui kompres dingin  pada permukaan tubuh dikamar mandi. Pengobatan suhu tubuh harus sampai 39oc (102o F). dengan pengobatan pada jam pertama (abrash ,1994) ada resiko syok.

Evaluasi
Secara kontinyu dipusatkan pada pasien, tujuan dari pada proses orientasi
Dilihat juga pada tujuan jangaka panjang dan jangka pendek















Tidak ada komentar: