SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
POKOK BAHASAN :
DIARE
A. Latar Belakang
Pentingnya
pengetahuan tentang diare sangat membantu untuk mengurangi angka kematian anak
dan bayi. Di kota Semarang, penyakit diare adalah salah satu penyakit menular
yang endemis. Angka kesakitan diare pada akhir Pelita V di Indonesia pada semua
golongan umur adalah 230 – 330 per 1.000 penduduk per tahun. Ini berarti bahwa
setiap tahun ada sekitar 60 juta kejadian diare di Indonesia, 6 juta (10%)
diantaranya mencari pengobatan ke Rumah Sakit, Puskesmas dan kader. Tak dapat
disangkal bahwa para orang tua kurang mengetahui tentang bagaimana cara
penanganan diare yang benar, sehingga banyak dari anak-anak atau bayi yang
terancam kematian karena kurang cepat mendapat pertolongan yang benar untuk
menangani diare.
B. Tujuan Pembelajaran Tentang Diare
Tujuan umum:
Setelah akhir dari pembelajarn para
peserta mampu memahami tentang diare dan tata cara penanganan yang benar.
Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti proses pembelajaran
kurang lebih selama 20 menit, peserta mampu:
1. Menjelaskan tentang diare.
2. Mampu menyebutkan faktor penyebab
diare.
3.
Menjelaskan penatalaksanaan diare.
C. Sasaran
Seluruh orang tua dan anak-anak atau bayi
peserta Posyandu di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara.
D. Strategi Pelaksanaan
Waktu :
Rabu 05 Januari 2005 jam 08.00-08.20 WIB
Tempat :
Ruang rawat inap Puskesmas Bandarharjo
Kegiatan pembelajaran:
1. Perkenalan
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan materi
4.
Diskusi dan Tanya Jawab
5.
Evaluasi
E. Metode
1. Ceramah tentang diare
2. Diskusi dan Tanya Jawab
F. Media
1. Leaflet
G. Materi (terlampir)
H. Evaluasi
1. Menjelaskan tentang diare
2. menjelaskan tata pelaksanaan diare
DIARE
Pengertian
Diare
adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak-anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau dapat pula lendir saja.
Diare dapat disebabkan oleh berbagi infeksi,
selain penyebab lain selain malabsorbsi.
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
1.Faktor infeksi
a. Infeksi
internal: infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
* Infeksi bakteri: Vibrio, E. coli, Salmonella,
Shigella, Campylobakter.
* Infeksi virus: Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus.
* Infeksi parasit: Cacing
(Ascaris, Trichuris), Protozoa (Entamuba histolityka, Giardia lamblia).
b. Infeksi parenteral ialah
infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: otitis
media akut (OMA),tonsillitis,ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terjadi pada
bayi dan anak berumur dibaawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
* Malabsorbsi karbohidrat:
disakarida (intoleransi laktos,maltosa dan sukrosa)
* Malabsorbsi lemak
* Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi
terhadap makanan tertentu.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare
adalah:
1. Gangguan osmotic.
Akibat
terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi.
Akibat
rangsangan tertentu (misal toksin) pada dinding usus akan terjkadi peningkatan
sekresi, air dan eletrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik
akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
Tanda-tanda diare
1. Penderita cemas dan gelisah diawali dengan suhu
tubuh meningkat.
2. Nafsu makan menurun.
3. Buang air besar lebih dari 3-4 kali.
4. Feses cair atau kehijau-hijauan
5. Muntah sebelum atau selama diare.
6. berat badan menurun.
Komplikasi Diare.
Akibat
diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut.
1. Dehidrasi.
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia.
4. Kejang.
Penatalaksanaan
Medik
Dasar pengobatan diare adalah:
1. Pemberian cairan : cara pemberian cairan,
jumlah pemberian cairan.
2. Dietetik.
3. Obat obatan
1. Pemberian Cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan
memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaaan umum.
a. Cairan peroral: Pada pasien dengan
dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan peroral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan NaHCO3, KCL,dan glukosa .Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas umur 6 bulan kadar natrim diatas 90 mEq/L. Formula lenkap sering
disebut oralit. Cairan sederhan yang sering dibut sendiri (formula tidak
lengkap) hanya mengandung garam dan gula, untuk pengobatan sementara dirumah
sebelum dibawa ke rumah sakit atau puskesmas untuk mendapat pengobatan
selanjutnya untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.
b. Cairan Parenteral: Sebenarnya ada beberapa
jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien misalnya untuk bayi
atau pasien yang MEP. Tetapi kesemuanya itu bergantung tersedianya cairan
setempat. Pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) selalu tersedia di fasilitas
kesehatan dimana saja. Mengenai pemberian cairan seberapa banyak yang diberikan
tergantung dari derajat dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan berat badan.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
DIARE
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Penyuluhan Kesehatan
Di
Puskesmas Halmahera
Disusun oleh:
Priyo dwi saputro
1110468
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK
KESEHATAN SEMARANG
2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar