Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Kejahatan Yahudi : Tragedi Flotilla
pekan lalu (ini note tahun 2010 -red) benar-benar menggetarkan hati
manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan.
Sehingga kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai
belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa
kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai
kemanusiaan.
Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan
Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan
semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang
mereka terhadap para Nabi. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang
direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits.Allah Ta’ala berfirman:
وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
“Dan telah Kami tetapkan bagi Israil dalam al-Kitab itu: “Sesungguhnya
kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. (QS. Al-Isra: 4)
Kejahatan Yahudi disebabkan sifat dengki mereka:
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ
إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
“Sebagian besar Ahli Kitab (Yahudi)
menginginkan sekali agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran setelah kamu beriman, karena kedengkian yang timbul dari diri
mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran……”. (QS. Al-Baqarah:
109)
Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi
Ya’qub, moyang mereka. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya
sendiri, Yusuf yang berakhlaq mulia sehingga mereka lebih dicintai
bapaknya. (QS.Yusuf: 7-18).
Kegemaran mereka membunuh para Nabi
dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam yaitu memenggal
lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga
dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan
ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar
membunuh orang-orang sholeh lainnya.
إِنَّ الَّذِينَ
يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ
وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang
kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang
benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka
gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih”. (QS. Ali Imran: 21)
Nabi Isa pun tidak luput dari rencana busuk mereka, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkannya.
“Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih
Isa ibnu Maryam Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang
yang diserupakan dengan Isa bagi mereka (Yudas Iskaryot). Sesungguhnya
orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan Isa) benar-benar dalam
keraguan tentang (yang dibunuh) itu, kecuali mengikuti persangkaan
belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. (QS.
An-Nisa’: 157).
Zu Nuwas adalah seorang raja Yahudi Najran di
Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah
kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa yang setia
(Nasrani), ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad
dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup. Raja Zu
Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu
bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani yang tidak mau
murtad.
Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an: “Binasalah
orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu
bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa
yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak
menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu
beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. (QS.
al-Buruj: 4-8)
Singkat cerita, kejahatan Yahudi pada masa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-pun tak kurang kejinya. Yahudi
Bani Qainuqa’ adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan
Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya seorang muslimah yang datang ke
pasar mereka.
Ia duduk di depan salah seorang pengrajin
perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia
menolak. Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan
mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah
auratnya, lalu mereka menertawakannya.
Sang wanita pun
berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang
si pengrajin dan membunuhnya. Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi
mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut.
Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya menuntut
pertanggungjawaban orang-orang Yahudi.
Maka Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang bersama para sahabat mengepung
mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk
meninggalkan Madinah.
Yahudi Bani Nadhir melakukan
pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta diyat
(denda) dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan
pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari, seorang Yahudi.
Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian
persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang
mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata: “Baik wahai Abu
Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.”
Pada saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam duduk bersandar di
dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka:
“Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang
ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari
kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan
untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin Ka’ab.
Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini,
tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut
dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat
itu.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bergegas
pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang
usaha makar tersebut. Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk
bersiap-siap pergi memerangi mereka. Ketika orang Yahudi Bani Nadhir
mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung
di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6
malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan
membakarnya.
Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut
di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk
keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka. Mereka juga meminta
izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka
kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya.
Peristiwa ini direkam oleh Al-Qur’an:
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ
دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا
أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ
مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ
يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
“Dialah yag mengeluarkan
orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada
saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka
akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat
mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan
kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka.
Dan
Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan
rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang
beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang
yang mempunyai pandangan”. (QS. al-Hasyr: 2)
Yahudi Bani
Quraizhah melakukan pengkhianatan yang ketiga. Mereka membentuk pasukan
Koalisi (al-Ahzab), antara pasukan musyrik dan pasukan Yahudi. Suku
Quraisy dipimpin Abu Sufyan ibnu Harb, suku Gathafan di bawah pimpinan
Uyainah ibnu Hushn, suku bani Murrah di bawah pimpinan Harits ibnu Auf
dan suku-suku yang lain, sementara pasukan Yahudi bani Quraizhah akan
menusuk dari belakang.
Peperangan Al-Ahzab itu betul-betul
menyesakkan dada kaum muslimin yang terkepung, apalagi tingkah golongan
munafik yang membuat goyah pasukan Islam. Berkat kesabaran kaum
muslimin, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim pasukan Malaikat
dengan mendatangkan serangan berupa angin topan dan guntur yang
memporak-porandakan pasukan koalisi. Mereka kocar-kacir, dan pulang ke
tempat masing-masing dengan membawa kekalahan.
Tinggallah
Yahudi Bani Quraizhah, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengumumkan kepada pasukan Islam: “Bagi mereka yang mau mendengar dan
taat agar jangan shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.”
Kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Yahudi Bani
Quraizah, dan mengepung mereka selama 25 malam. Orang-orang Yahudi
tersebut benar-benar dicekam rasa ketakutan, lalu memohon kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar memberikan izin kepada
mereka untuk keluar, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Yahudi Bani
Nadhir. Beliau menolak permohonan mereka, kecuali mereka keluar dan taat
pada keputusan beliau.
Kemudian Rasululah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam menyerahkan keputusan atas mereka kepada Sa’ad ibnu Mu’adz
pemimpin suku Aus. Keputusan telah ditetapkan yaitu: laki-laki dewasa
dieksekusi, harta dirampas, anak-anak dan wanita menjadi tawanan.
Hukuman terhadap pengkhianatan Bani Quraizhah lebih berat dari pada
Bani Qainuqa’ dan Bani Nadzir, karena dampak dari pengkhianatan mereka
hampir saja merontokkan moral kaum muslimin dan membahayakan nyawa
mereka semua.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا
نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا
عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرًا إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ
مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ
وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ
وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا
“Hai orang-orang yang beriman
ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika datang kepadamu
tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan
tentara yang tidak dapat kamu melihatnya.
Dan adalah Allah
Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika datang (musuh)
dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan
hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap
Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang
mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat”. (QS.
al-Ahzab: 9-11)
Kehancuran Yahudi ...
Secara global Al-Qur’an mengabarkan kehancuran Yahudi, seperti firman-Nya:
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا
الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا
تَتْبِيرًا
“Dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan
Israel) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan
Imam Mahdi) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam
Masjid (Al-Aqsha), sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali
pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka
kuasai”. (QS. Al-Isra’: 7)
Sejak 1948 Yahudi merampas tanah
Palestina. Dan sejak 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza.
Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar.
Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh
Israel, termasuk misi kemanusiaan yang baru saja diserang pasukan
komando Israel di perairan Gaza (Laut Mediterania).
Tidak ada
kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel.
Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah Israel dengan
pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi Barat dengan
dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km sepanjang Tepi
Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan pertanian milik
penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti anggur dan
zaitun. Hal ini berakibat perekonomian Palestina terpuruk. Pengepungan
ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Hampir tiba masanya tidak dibolehkan masuk (embargo) kepada penduduk
Iraq meski hanya satu qafiz makanan dan satu dirham,” Kami bertanya dari
mana larangan itu? Beliau menjawab: “Dari orang-orang asing yang
melarangnya.” Kemudian berkata lagi: “Hampir tiba masanya tidak
diperbolehkan masuk (blokade) kepada penduduk Syam (Palestina) meski
hanya satu dinar dan satu mud makanan.” Kami bertanya: “Dari mana
larangan itu? Beliau menjawab: Dari orang-orang Romawi.” (HR. Muslim)
Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menjelaskan: “Akan muncul dari Khurasan (Afghanistan)
bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun yang mampu
mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya
(al-Quds)“. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad).
Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang
mempertahankan eksistensi Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan
Rasul-Nya pasti akan terlaksana:
“Tidak akan terjadi kiamat
sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang
Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan
berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada
orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod,
sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. (HR. Ahmad)
“Kalian akan
memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka
bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah,
inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy
dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shahih-nya (2922)].
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda
dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan
batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu
berbicara secara hakikat”.[Fathul Bari (6/610)].
Wallahu a’lam.
Silahkan SHARE jika menurut anda note ini bermanfaat
(PurWD/voa-islam.com)
- Oleh: Fauzan Al-Anshari (Pimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Anshorulloh Ciamis)-
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar