Minggu, 18 November 2012

Rahang Buaya Lebih Sensitif dari Ujung Jari Manusia

Oleh Stephanie Pappas, Penulis Senior LiveScience | LiveScience.com

Tonjolan kecil pada garis rahang alligator dan buaya lebih sensitif dibandingkan ujung jari manusia, demikian diuangkapkan penelitian terbaru.

Rahang sensitif reptil ini dapat memungkinkan mereka untuk membawa anak-anak mereka di mulut dengan lembut, serta menerkam mangsa dalam hitungan detik, menurut laporan peneliti di “Journal of Experimental Biology”.

"Segera setelah mereka merasa menyentuh sesuatu, mereka menerkamnya," menurut pernyataan peneliti Ken Catania, ahli biologi di Vanderbilt University.

Catania penasaran mengapa buaya dan alligator memiliki tonjolan kecil seperti kubah di wajah mereka. Struktur mikroskopis ini dapat membantu ahli pelestarian membedakan kulit buaya peternakan dengan kulit buaya langka hasil perburuan yang terancam punah karena digunakan untuk membuat dompet, sepatu dan ikat pinggang.

Foto: LiveScience/US Fish and Wildlife ServicesNamun, tidak ada yang mengetahui dengan pasti fungsi tonjolan pada wajah buaya itu.

Catania dan mahasiswa pascasarjananya, Duncan Leitch, menggunakan mikroskop elektron untuk mendapatkan pencitraan yang sangat dekat pada struktur tonjolan aligator Amerika dan buaya Nil, yang menunjukkan ujung saraf yang sensitif itu mampu mendeteksi getaran dan tekanan.

Mereka lalu menelusuri ujung-ujung saraf ini ke sumbernya, yang menunjukkan bahwa tonjolan itu muncul dari saraf trigeminal yang menjorok langsung dari tengkorak. (Manusia juga memiliki versi saraf trigeminal, yang memungkinkan terbentuknya ekspresi wajah dan membawa dorongan motorik yang diperlukan untuk menggigit, mengunyah dan menelan.)

Selanjutnya, para peneliti beralih ke fungsi jaringan saraf itu. Peneliti sebelumnya menduga tonjolan itu mungkin digunakan untuk mendeteksi kadar garam dalam air, sehingga para ilmuwan mencoba mengekspos buaya Nil dengan air asin sambil mengukur sinyal-sinyal listrik pada saraf. Mereka tidak menemukan apa-apa. Namun, tes kepekaan sentuhan, yang dilakukan dengan menyentuh salah satu tonjolan sensorik dengan sebuah rambut kecil, menunjukkan bahwa tonjolan itu lebih sensitif dibandingkan dengan ujung jari manusia.

Para peneliti menemukan bahwa buaya dan aligator  dapat menerkam mangsanya hanya dalam waktu 50 milidetik, sebuah reaksi waktu yang muncul karena kulit mereka yang teramat sensitif. Namun, reptil raksasa ini juga bisa menjadi lembut, dengan membawa anak-anak mereka di mulut  dari satu tempat ke tempat lain.

Para peneliti kini tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang bagian otak yang menstimulasi saraf wajah ini.

"Buaya bukan nenek moyang manusia, tetapi mereka adalah bagian penting yang memungkinkan kita untuk mengisi titik kunci dari teka-teki evolusi tentang bagaimana peta sensorik otak bagian depan berevolusi," tutur Catania.

http://id.berita.yahoo.com

Tidak ada komentar: