Senin, 19 November 2012

Cinta dan Perkawinan

Suatu Hari seorang murid berkata kepada gurunya. Wahai guru? Jelaskan Pada Saya Apa arti cinta? dan bagaimana saya bisa menemukannya? Gurunya menjawab : Ada ladang gandum yang luas di depan sana, berjalanlah,berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah 1 saja rantingnya. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan. Artinya, kamu telah menemukan cinta itu. Murid itupun berjalan dan tidak seberapa lama dia kembali dengan tangan kosong tanpa membawa apapun. Malihat hal itu, gurunya bertanya, Mengapa kamu tak membawa 1 ranting pun? si murid menjawab : Aku hanya boleh membawa 1 saja dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali, Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan tapi aku tidak tau, apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tidak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan perjalanan lebih jauh lagi baru kusadari bahwasanya ranting2 yang kutemukan tak sebagus ranting yang tadi jadi tak ku ambil sebatang pun akhirnya. Mendengar penjelasan muridnya, Sang guru menjawab dengan bijak. Iya, itulah cinta anakku. Kamu telah menemukan arti cinta yang sebenarnya. Di hari yang lain murid itu kembali bertanya pada gurunya. Guru? Apa itu perkawinan? dan bagaimana saya bisa menemukannya? si Guru itupun langsung menjawab, Anakku, di depan sana ada sebuah hutan yang subur sekali, berjalanlah, berjalanlah tanpa boleh mundur kembali dan kamu hanya boleh menebang 1 pohon saja. dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi. Dan artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan. Murid itupun berjalan dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon, pohon tersebut bukanlah pohon segar, juga bukan pohon yang subur dan juga tidak terlalu tinggi, pohon itu ternyata biasa2 saja. Guru itu bertanya, mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu? Murid itupun menjawab, guru berdasarkan pengalamanku sebelumnya setelah hampir menjelajah setengah hutan ternyata aku kembali dengan tangan kosong jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini dan kurasa tidaklah buruk2 amat jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini, aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya, jawab si murid. Mendengar hal itu gurunya pun kembali menjawab : Ia, Anakku. i2lah perkawinan...
Prinsip:
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak akan pernah ditemukan, Cinta ada dilubuk hati. ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih, ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta maka yang didapat adalah kehampaan, tiada suatu pun yang didapat dan tidak dapat dimundurkan kembali, waktu dan masa tidak dapat diputar mundur, jadi terimalah cinta itu apa adanya dan perkawinan, perkwawinan adalah kelanjutan dari cinta yang merupakan proses untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik, ketika kita mencari yang terbaik di antara pilihan yang ada maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya ketika kesempurnaan yang ingin kita dapatkan maka sia-sialah waktu dalam mendaptkan perkawinan itu...

Tidak ada komentar: